Prabowo : Politik Bukan Sekedar Menang Kalah, Politik Kesempatan Tunjukkan Keadaban Publik Yang Tinggi
Pojok Utama. Jakarta – Terkait permintaan maaf pasangan Capres-Cawapres 2019
dengan no urut 02 Prabowo-Sandi selama kampanye Pilpres 2019 menjadi
sorotan. Sebab, setidaknya Prabowo sudah dua kali minta maaf dan
Sandiaga satu kali minta maaf selama kurang dua bulan kampanye.
Menanggapi hal itu, Dahnil Anzar Simanjuntak selaku Koordinator Juru Bicara Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo-Sandi mengatakan justru menyinggung Capres petahana Jokowi yang tak pernah mau minta maaf.
Menurut Dahnil, Jokowi bersama para pendukungnya terus menyebar hoaks. Hoaks yang dimaksud adalah terkait klaim prestasi Jokowi selama empat tahun memimpin Indonesia.
“Hari ini politik kita dipenuhi dengan keangkuhan tanpa ada sikap rendah hati untuk meminta maaf, setiap kesalahan yang dilakukan justru dengan angkuh melakukan pembenaran bahkan kebohongan-kebohongan,” papar Dahnil saat kami temui.
Dahnil pun menanyakan janji kampanye Jokowi saat 2014 silam, salah satunya terkait kursi kabinet tidak akan diambil dari kalangan partai politik. Namun, Jokowi justru memilih para menterinya dari petinggi parpol dan tidak merasa jika telah berbohong atas janji kampanyenya tersebut.
Dahnil membandingkan sikap pasangan capres-cawapres nomor urut 02 Prabowo-Sandi yang menurutnya selalu berani meminta maaf jika melakukan kesalahan atau kekeliruan.
“Mulai dari kebohongan akan tidak bagi-bagi kursi, kabinet ramping, bohong tidak akan menaikkan harga BBM, bohong tidak akan impor, bohong terkait mobil nasional esemka. Salah dikit Prabowo-Sandi minta maaf, Jokowi ingkar janji malah minta dipilih lagi,” papar Dahnil.
Selain itu, Dahnil juga menyayangkan pernyataan kubu Jokowi bahwa hanya orang yang buta dan budek yang mengkritisi kinerjanya. Padahal, Jokowi sudah terang-terangan membohongi rakyat terkait janji kampanyenya dan tidak ada permintaan maaf sama sekali.
Dahnil menyampaikan juga Keangkuhan menyebut mereka yang berbeda sikap politik dan mengkritik sebagai orang buta dan budek, yang terkesan menghina saudara-saudara kita yang difabel dan deretan kebohongan lainnya, tidak satu pun kata maaf yang disampaikan yang terjadi justru produksi kebohongan baru dengan penuh keangkuhan.
Dahnil menekankan, sejak awal Prabowo-Sandi tidak ingin berlaku seperti itu, maka setiap ada kesalahan kecil saja Prabowo dan Sandi dengan rendah hati segera memohon maaf.
“Karena bagi beliau berdua, kejujuran dan kerendahan hati kepada rakyat penting dihadirkan, karena politik bukan sekedar menang kalah, tapi politik adalah kesempatan untuk menunjukkan keadaban publik yang tinggi,” tutup Dahnil.
Menanggapi hal itu, Dahnil Anzar Simanjuntak selaku Koordinator Juru Bicara Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo-Sandi mengatakan justru menyinggung Capres petahana Jokowi yang tak pernah mau minta maaf.
Menurut Dahnil, Jokowi bersama para pendukungnya terus menyebar hoaks. Hoaks yang dimaksud adalah terkait klaim prestasi Jokowi selama empat tahun memimpin Indonesia.
“Hari ini politik kita dipenuhi dengan keangkuhan tanpa ada sikap rendah hati untuk meminta maaf, setiap kesalahan yang dilakukan justru dengan angkuh melakukan pembenaran bahkan kebohongan-kebohongan,” papar Dahnil saat kami temui.
Dahnil pun menanyakan janji kampanye Jokowi saat 2014 silam, salah satunya terkait kursi kabinet tidak akan diambil dari kalangan partai politik. Namun, Jokowi justru memilih para menterinya dari petinggi parpol dan tidak merasa jika telah berbohong atas janji kampanyenya tersebut.
Dahnil membandingkan sikap pasangan capres-cawapres nomor urut 02 Prabowo-Sandi yang menurutnya selalu berani meminta maaf jika melakukan kesalahan atau kekeliruan.
“Mulai dari kebohongan akan tidak bagi-bagi kursi, kabinet ramping, bohong tidak akan menaikkan harga BBM, bohong tidak akan impor, bohong terkait mobil nasional esemka. Salah dikit Prabowo-Sandi minta maaf, Jokowi ingkar janji malah minta dipilih lagi,” papar Dahnil.
Selain itu, Dahnil juga menyayangkan pernyataan kubu Jokowi bahwa hanya orang yang buta dan budek yang mengkritisi kinerjanya. Padahal, Jokowi sudah terang-terangan membohongi rakyat terkait janji kampanyenya dan tidak ada permintaan maaf sama sekali.
Dahnil menyampaikan juga Keangkuhan menyebut mereka yang berbeda sikap politik dan mengkritik sebagai orang buta dan budek, yang terkesan menghina saudara-saudara kita yang difabel dan deretan kebohongan lainnya, tidak satu pun kata maaf yang disampaikan yang terjadi justru produksi kebohongan baru dengan penuh keangkuhan.
Dahnil menekankan, sejak awal Prabowo-Sandi tidak ingin berlaku seperti itu, maka setiap ada kesalahan kecil saja Prabowo dan Sandi dengan rendah hati segera memohon maaf.
“Karena bagi beliau berdua, kejujuran dan kerendahan hati kepada rakyat penting dihadirkan, karena politik bukan sekedar menang kalah, tapi politik adalah kesempatan untuk menunjukkan keadaban publik yang tinggi,” tutup Dahnil.
Komentar
Posting Komentar