Soal Pemindahan Kedubes Australia Dari Tel Aviv ke Yerusalem, Prabowo Sandi Menjadi Sorotan

Portal Aktual. Jakarta- Inilah pernyataan yang disampaikan Capres Prabowo Sandi saat menjawab pertanyaan wartawan asing usai berpidato di Indonesia Economic Forum 2018 di Hotel Shangri-La, pada hari Rabu 21 November 2018 Jakarta soal Pemindahan kedubes Australia ke Yerusalem yang menjadi sorotan.

Inilah cuplikan wawancara mereka:
Pertanyaan:
Dengan latar belakang militer Anda, bagaimana menurut Anda soal dukungan Australia terhadap rencana AS membangun pelabuhan militer di PNG (Papua Nugini-red)? Haruskah Indonesia memberi perhatian khusus? Bagaimana pula tanggapan Anda soal rencana Australia memindahkan kedutaan dari Tel Aviv ke Yerusalem?

Prabowo:
PNG sangat dekat dengan Australia secara tradisional. Jadi itu urusan Australia dan PNG dan AS. Saya tidak melihat itu menjadi masalah bagi Indonesia.
Untuk pemindahan kedutaan, saya belum membaca soal keputusan Australia memindahkan kedutaannya ke Yerusalem. Kita sebagai pendukung Palestina, kita tentu punya pendapat sendiri, tapi Australia juga merupakan negara independen dan berdaulat, maka kita harus menghormati kedaulatan mereka.

Menurut Matthew Busch, seorang pengamat hubungan internasional dari Lowy Institute di Australia. Dia menjelaskan kepada Fairfax Media bahwa dirinya “tidak terlalu kaget” dengan komentar Prabowo.

“Dari perspektif kebijakan luar negeri, sudah sangat jelas bahwa meskipun dia punya opini kuat tentang kedaulatan Indonesia, tapi ketika menyangkut kebijakan luar negeri dia punya garis moderat dan tidak terlalu bersikap soal bagaimana negara lain menjalankan kebijakan luar negerinya.”
“Orang-orang mendengar retorika anti-investasi asing dan proteksionismenya lalu berpikir itu sejalan dengan pandangannya terhadap kebijakan luar negeri negara lain. Tapi saya pikir itu tidak pas,” kata Busch.

Pernyataan Prabowo ini berbeda dengan sikap pesaingnya yaitu Presiden Joko Widodo yang menolak perpindahan kedutaan tersebut.
Oktober lalu, ketika bertemu Presiden Jokowi di Bali, mantan perdana menteri Australia, Malcolm Turnbull, mengungkap bahwa Presiden Jokowi telah memintanya untuk menyampaikan kepada PM Scott Morrison agar kembali benar-benar mempertimbangkan tentang ide memindahkan kedutaan besar di Israel.

“Presiden (Jokowi) menyampaikan kepada saya ide memindahkan Kedubes Australia di Tel Aviv ke Yerusalem sangat menjadi sorotan. Kalau hal itu dilakukan, maka akan mendapatkan reaksi yang buruk dari Indonesia,” papar Turnbull, sebagaimana dikutip oleh stasiun televisi ABC, (31/10).
Menteri Luar Negeri Retno Marsudi pernah mengatakan pihaknya memberikan masukan ke Australia dan negara-negara lain untuk mendukung proses perdamaian Israel-Palestina.

“Untuk terus mendukung proses perdamaian Palestina-Israel sesuai dengan prinsip-prinsip yang sudah disepakati dan tidak mengambil langkah yang dapat mengancam proses perdamaian itu sendiri dan mengancam stabilitas keamanan dunia,” kata Retno.

PM Morrison pada Oktober lalu pertama kali mewacana pemindahan kedutaan Australia ke Yerusalem . Kala itu PM Morrison mengatakan akan terlebih dahulu bermusyawarah dengan para menterinya dan sejumlah negara lain sebelum benar-benar mengambil keputusan.

“Kami berkomitmen pada solusi dua negara, namun terus terang saja, keadaannya tak begitu bagus: tak banyak kemajuan yang dicapai,” katanya kepada para wartawan, Selasa (16/10).
Baginya, Australia perlu untuk mendukung solusi dua negara sekaligus mengakui Yerusalem sebagai ibu kota Israel, sesuatu yang sampai sekarang tidak memungkinkan.

Prabowo memandang Australia sebagai negara independen dan berdaulat dan kita harus menghormati kedaulatan mereka. Sehingga memindahkan kedutaan adalah hak mereka meskipun Indonesia berketetapan menjadikan yerusalem sebagai bagian dari palestina.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Prabowo Ziarah Ke Makam KH Muhammad Ma’shum Disambut Takbir Dan Salawat Santri Al-Ishlah Bondowoso

APHA segera dapat kuasa hukum dari Suku Amungme